THE NAVIGATOR

Madu, Lada, dan Keripik Ikan: Keanekaragaman Hayati Kepariwisataan di Kepulauan Bangka Belitung

Kolaborasi ANGIN Impact dan Pemerintah Provinsi Bangka Belitung

Tentang Proyek Ini

Proyek ini merupakan satu dari rangkaian usaha pengembangan potensi unggulan kepariwisataan di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung yang berakar dari produk keanekaragaman hayati yaitu madu, lada, dan keripik ikan. Usaha pengembangan potensi ini diterjemahkan dengan bentuk rangkaian kegiatan yang meliputi studi, pelatihan, dan pembukaan akses pasar untuk potensi unggulan UKM dan pariwisata bagi pelaku usaha dan pelaku pariwisata di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.

Tentang The Navigator: Madu, Lada, dan Keripik Ikan di Kepulauan Bangka Belitung

The Navigator adalah laporan studi industri keluaran ANGIN Impact yang berisi hasil pemetaan rantai nilai, pelaporan mendalam, para pemain ekosistem, dan laporan pasar sektoral untuk menavigasi para investor dan pengusaha di dalam ekosistem.

UNDUH LAPORAN KAMI
BAHASA INDONESIA  |  BAHASA INGGRIS

Tiga Produk Keanekaragaman Hayati
Unggulan di Bangka Belitung

Madu

Ada beberapa jenis madu di Bangka Belitung, namun madu yang mempunyai rasa paling khas adalah madu pahit yang dihasilkan dari sari buah pohon langka yang disebut pohon pelawan. Pohon ini berwarna merah dan hanya ada di daerah Bangka Belitung.

Sayangnya, petani madu belum dapat membudidaya madu secara berkelanjutan. Adapun tantangan lain meliputi logistik, pemasaran, dan akses pasar.

Lada

Bangka Belitung sudah termasuk dalam Indikasi Geografis untuk Muntok White Pepper. Mengandung komponen piperin pada tingkat 7, lada Bangka Belitung jauh lebih pedas dan kuat aromanya dibanding lada lain secara umumnya. 

Walaupun begitu, lada Bangka Belitung masih belum populer karena kurangnya edukasi publik. Tidak ada promosi ataupun kampanye yang tepat untuk meningkatkan kesadaran publik. Selain dari itu, akses pasar masih kurang meskipun potensi pasar untuk lada luas.

Keripik Ikan

Keripik ikan adalah ‘makanan rakyat’ yang tidak pernah habis dikonsumsi. Kemplang dimakan setiap hari sebagai pelengkap lauk. Pasar ‘cemil’ Indonesia seolah tidak memiliki batas.

Dengan jumlahnya yang berlimpah, sayang bahwa mereka kurang membuat variasi pengembangan produk sehingga banyak keseragaman antara satu UKM dengan UKM lainnya.

Cuplikan Perjalanan Kami

Tekstur dan warna merah khas pohon pelawan. Bunga dari pohon ini menghasilkan nektar sebagai bakal madu pahit  hanya dapat dipanen sekitar 1-2 kali per tahun.

Sarang madu manis Bangka yang disebut dengan madu kelulut/teran. Sarang ini berbentuk seperti kumpulan kepompong (propolis) yang berisi madu.

Lada yang belum matang dari salah satu pohon lada yang ada di kawasan Hutan Pelawan.

Salah satu lada siap panen. Lada matang berwarna oranye hingga merah.

Pemanggangan kemplang secara manual di atas batu arang.

Ibu-ibu ini dengan cekatan membentuk adonan kerupuk keriting untuk digoreng.

BERAKSI BERSAMA ANGIN IMPACT

Mari Bergerak Secara Kolektif dalam Mengembangkan Produk Keanekaragaman Hayati Kepariwisataan Bangka Belitung!

Menggunakan metodologi intervensi rantai nilai berbasis pasar, berikut ini adalah empat rangkaian program ANGIN yang menjadi intervensi dan diharapkan dapat terjalin melalui skema dampak kolektif multisektor:

Rangkaian Program Pengembangan Komoditas sebagai Oleh-Oleh (Souvenir)

  • Program Sustainable Branding dan Packaging
  • Program Pembuatan Peta Jalan Kepariwisataan
  • Program Pemasaran Komoditas Unggulan Pariwisata Bangka Belitung

Rangkaian Program Pengembangan Komoditas sebagai Pengalaman Pariwisata

  • Program Pengembangan Ekowisata Berbasis Keanekaragaman Hayati Lada, Madu dan Keripik Ikan

Rangkaian Program Pengembangan Komoditas sebagai Fast Moving Consumer Goods (FMCG)

  • Program Inovasi Produk Madu, Lada, dan Keripik Ikan
  • Program Penguatan Kelembagaan Produk Komoditas Madu. Lada dan Keripik Ikan

Rangkaian Program Kewirausahaan Berkelanjutan

  • Pendampingan dan Permodalan Kewirausahaan

Semangat kolektif dan gotong-royong adalah semangat yang turun-temurun melekat pada nenek moyang kita. Kami harap laporan ini dapat menjadi roda penggerak bagi para organisasi terkait untuk serta merta berkolaborasi dengan solusi inovatif yang belum pernah diimplementasikan sebelumnya.

Collective impact: ANGIN melalui FGD mengundang langsung Gubernur Bangka Belitung, Erzaldi Rosman, dalam pengembangan komoditas lada, madu dan keripik ikan yang berkelanjutan. Tampak Kehati, UNDP, TFCA Sumatera, Javara, Sekolah Seniman Pangan, Tree Hospitality Group, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif beserta perwakilan petani madu Bangka Belitung

Pemerintah provinsi Bangka Belitung bersama dengan ANGIN Impact mengajak para pengembang ekosistem kewirausahaan yang relevan untuk turut serta mengembangkan kepariwisataan di daerah Bangka Belitung. Anda dapat berpartisipasi dalam collective impact dengan menghubungi narahubung kami pada tombol di bawah.

Tim ANGIN Impact

Penulis & Periset Lapangan
Saskia Tjokro
Novi Juwita
Sarah Soeprapto

Fotografer
Sarah Soeprapto

Desain
Matagi.id

Asisten Pengumpulan Data
Gregoria Frederika Mandias
Olyvia Samosir

Penyunting Bahasa Inggris
William Nguyen
Talissa Febra

Pin It on Pinterest