Reni Anggreni dan kisah dibalik berdirinya Cui Cui Kerispik

Banyaknya pisang muli yang terbuang percuma di pasar, menimbulkan rasa prihatin dalam jiwa seorang Reni Anggreni. Ia pun berinisiatif mendirikan bisnis yang membantu mengatasi masalah tersebut.

Reni tidak pernah menganggap bisnis sebagai suatu yang menakutkan, bahkan Reni telah menyadari ketertarikannya akan dunia bisnis sejak kecil. Adanya dorongan besar dalam dirinya tersebut membuat ia bertekad untuk memiliki bisnis sendiri dan menjadi cikal bakal berdirinya Cui Cui Kerispik.

Ide bisnis ini bermula dari rasa prihatinnya ketika melihat banyak pisang muli yang tidak laku dan akhirnya dibuang begitu saja oleh penjualnya. Berkali-kali ia pergi ke pasar, berkali-kali pula ia melihat pemandangan yang menggugah hatinya itu. Ia pun menjadikan kesempatan tersebut untuk memanfaatkan pisang muli menjadi sebuah usaha bernama Cui Cui Kerispik. Selain dapat membantu pedagang, ia percaya bahwa bisnisnya ini juga dapat melestarikan lingkungan. 

Pisang Muli yang Langka

Tidak ada perjalanan bisnis yang selalu mulus, begitu juga milik Reni Anggreni.  Bisnisnya juga mengalami pasang surut. Untungnya ia memiliki rekan-rekan komunitas yang selalu memberikan energi positif. Lingkungan tersebutlah yang selalu mendukung dan mendorongnya untuk terus bangkit dan maju ketika menemui hambatan dalam menjalankan bisnis. 

 Kelangkaan bahan baku adalah satu hambatan yang paling sering dialaminya. Untuk mendapatkan pasokan pisang muli tidaklah mudah, selain karena bergantung pada musim, kebutuhan bahan baku ini juga harus diperoleh dari daerah. 

Ketika musim tiba, jumlah pasokan bisa melimpah hingga banyak pisang yang terbuang begitu saja di pasar. Namun, ketika surut pisang muli akan sangat sulit ditemukan bahkan tidak ada sama sekali. Tentunya keadaan ini sangat mempengaruhi keberlangsungan bisnis milik Reni. Namun, ia tidak pernah patah semangat. 

Secercah harapan untuk Cui Cui Kerispik

Reni pun memutuskan untuk mengikuti program Empowering Youth for Work (EYW) yang diprakarsai oleh ANGIN dan Oxfam Indonesia dengan harapan ia bisa mengembangkan bisnisnya menjadi lebih besar.

Selain itu, dengan mengikuti program ini ia juga berharap bisa menggali skill dan potensi dari dalam dirinya secara maksimal terkait dengan pengetahuan bisnis. Ia juga merasa bahwa EYW adalah wadah yang tepat baginya untuk mendalami berbagai hal tentang bisniskarena EYW memberikan banyak simulasi dan studi kasus yang dipraktikkan secara langsung selama program.

Harapan demi harapannya itu pun terbukti, ia menemui titik terang dari masalah yang melanda bisnisnya selama ini. Sesi mentoring tersebut benar-benar membantunya dalam menemukan solusi dari masalah-masalah yang dialaminya selama menekuni bisnis pisang muli tersebut. 

Program EYW memberikan dampak positif yang begitu besar bagi dirinya dan terutama bagi perkembangan bisnisnya. Bahkan kini ia memiliki harapan besar terhadap bisnis Cui Cui Kerispik miliknya itu, yakni ingin menjadikan pisang muli menjadi oleh-oleh khas Kota Kendari. 

Menggalangkan iklim pengusaha muda

Ia berharap semoga apa yang sedang dilakukannya saat ini dalam membangun dan mengembangkan usaha Cui Cui Kerispik dapat memotivasi teman-teman generasi muda khususnya yang berada di rural area untuk mau dan tidak takut dalam memulai usaha serta membangun dan mendorong iklim pengusaha muda lebih pesat lagi, khususnya di daerah Kendari.

Berdasarkan pengalaman yang dilaluinya selama mengikuti program EYW dan merasakan begitu banyak manfaat yang didapatkan setelah mengikuti program ini, ia mengajak kepada seluruh anak muda yang ada di rural area untuk mau belajar mengenai bisnis, karena dengan ilmu yang didapatkan akan membuat dunia wirausaha menjadi lebih mudah dan menyenangkan bahkan jika dibandingkan dengan bekerja di kantor. Ia juga merasa bahwa kegiatan wirausaha dapat membangkitkan dan menambah wawasan. 

“Semangat untuk para pemuda!” tambahnya di akhir sesi wawancara.

Pin It on Pinterest